Semangat Kerja
5 Tips Semangat Kerja Setelah Libur Panjang
July 22, 2015
Facebook Setting
Cara Ngecek Facebook Kita Kena ‘HACK’ Atau Tidak
July 23, 2015

LACMA Menggairahkan Seni Klasik dengan ‘Meme’ Lucu

LACMA

LACMA

Budaya populer semakin berkembang dari hari ke hari. Perkembangannya yang pesat ditambah besarnya minat orang muda membuat banyak kalangan memprediksi budaya populer akan menggerus budaya klasik di suatu hari nanti.

Tetapi anggapan tersebut dibantah oleh Museum Seni Los Angeles (Los Angeles County Museum of Art—LACMA). LACMA coba menggabungkan kedua generasi budaya yang dinilai bertolak belakang itu.

LACMA menggunakan karya budaya populer yang sedang nge-tren, meme (dibaca: meem), untuk menggairahkan minat para generasi muda terhadap karya seni klasik. Mereka mengunggah koleksi karya-karyanya dengan gaya meme lewat media sosial seperti Snapchat.

Tanpa di duga, ternyata tanggapan dari netizen pengguna Snapchat yang mayoritas pemuda berusia 18 tahunan sangat baik. Karya pertama yang diunggah LACMA adalah lukisan Three Young Musicians karya pelukis Perancis Antoine Le Nain, pada 1630.

Foto lukisan tersebut diunggah dengan disertai kata-kata “Mmmbop, ba duba dop” dari lagu Mmmbop milik Hanson yang terkenal pada era ’90-an. Hasilnya, “snap” tersebut spontan telah dilihat sebanyak 60 ribu kali di Snapchat dan langsung diunggah otomatis ke Twitter dan Facebook.

Ide brilian yang memadukan kedua kutub tersebut datang dari Lucy Redoglia, Manajer Media Sosial LACMA. Redoglia membagikan tiga “snaps” per minggunya yang berisi foto dari karya di museum tersebut dipadukan dengan gaya lelucon meme.

Museum tersebut menurut Redolgia memiliki koleksi hingga 120 ribu buah. Namun menurutnya tidak semua karya dapat dipadupadankan dengan budaya pop seperti meme.

“Tidak semua budaya pop bisa berpadu dengan koleksi yang ada. Namun saya tetap melihat secara teliti karya-karya tersebut, mengikuti hashtag, dan berpartisipasi semampu saya,” ujar Redolgia.

Dengan inovasi dari Redolgia ini, akun media sosial LACMA, khususnya Snapchat semakin banyak digandrungi. Jumlah follower museum tersebut bertambah seiring meme karya klasik tersebut dibagikan.

Inovasi yang berimbas positif pada minat generasi muda terhadap budaya klasik tersebut juga menuai kritik. Banyak pendapat yang menuding inovasi tersebut merendahkan dan menurunkan derajat dari karya seni klasik. Namun pendapat-pendapat tersebut ditepis oleh seorang sejarahwan seni Bendor Grosvenor.

“Kenapa tidak? Tak ada ruginya, bahkan semuanya diuntungkan,” ujar Grosvenor. “Seni tak akan kehilangan nilainya.”

 

 


Sumber cnnindonesia.com

 

Leave a Reply