malala yousufzai
Hai OMK – Malala Yousafzai, aktivis wanita asal Afghanistan, merayakan ulang tahunnya yang ke-18, Minggu (12/7/2015). Dia dianugrahi sebagai penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2014. Saat ini ia merayakan ulang tahunnya di dekat perbatasan Suriah bersama para pengungsi yang menjadi korban perang saudara.
Dilansir dari laman AFP, Senin (13/7/2015), Malala membuka sebuah sekolah di Bekaa Valley, Lebanon, tak jauh dari perbatasan dengan Suriah. Sekolah itu menjadi tempat belajar lebih dari 200 siswi yang merupakan pengungsi Suriah yang terusir dari tanah kelahirannya.
Sekolah Khusus Perempuan Malala Yousafzai itu tidak hanya memberikan pengajaran, namun juga pelatihan keterampilan untuk siswi berusia 14 hingga 18 tahun.
“Aku merasa terhormat bisa menandai ulang tahun ke-18 bersama anak-anak perempuan Suriah yang berani dan menginspirasi,” kata Malala dalam sebuah pernyataan. “Aku di sini atas nama 28 juta anak-anak yang tidak bisa hadir di kelas diakibatkan konflik bersenjata.”
Malala menuturkan, keberanian dan dedikasi para anak-anak perempuan Suriah yang tetap berusaha sekolah dalam kondisi yang sulit menjadi inspirasi dunia. Karena itu dunia berkewajiban membela dan mendukung mereka yang kini hidup serba kekurangan sebagai pengungsi.
“Hari ini aku punya pesan untuk para pemimpun di negara ini (Suriah), kawasan ini dan dunia. Kalian telah mengecewakan masyarakat Suriah, khususnya anak-anak. Ini merupakan tragedi yang menyakitkan-krisis pengungsi paling buruk di dunia dalam beberapa dekade terakhir,” sahut Malala.
Dalam kesempatan itu, Malala juga sempat bertemu Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam di kediamannya di Beirut. Malala didampingi ayahnya dan Noura Jumblatt, petinggi Yayasan Kayany sebagai pihak yang pengundang.
Malala juga mengungkapkan alasan kedatangannya menemui pengungsi Suriah. “Anak-anak Suriah yang paling menderita, menjadi pengungsi lebih dari empat tahun dan kekurangan pendidikan,” ucap gadis yang pernah ditembak Taliban karena mempertahankan hak perempuan untuk sekolah.
“Hal paling buruk adalah komunitas internasional dan pemimpin dunia tidak memperhatikan ini. Dan yang membuat aku datang ke sini untuk merayakan ulang tahun aku adalah agar bisa mengatakan kepada pemimpin dunia: Kalian harus fokus mengatasi masalah ini dan harus berinvestasi menyelesaikan ini. Kalau tidak, satu generasi akan hilang,” tuturnya.
Saat ini, Lebanon menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi asal Suriah. Angka ini kemungkinan masih bisa lebih tinggi mengingat masih banyak pengungsi yang belum terdaftar.
Sumber kompas.com