Faza Meonk, Komikus Sukses Melalui Karakter ‘Si Juki’

Kalau kamu adalah anak jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), besar kemungkinan pernah denger komik strip online berjudul DKV4, yang isinya tentang pahit manis nya kehidupan mahasiswa DKV.

Tidak disangka-sangka, komik yang awalnya iseng-iseng dibuat oleh Faza Ibnu Ubaydillah Salman alias Faza Meonk ini kemudian mendapat banyak tanggapan positif. Kemudian, komik itu akan menjadi cikal-bakal lahirnya karakter komik strip paling gaul, “Si Juki”.

Faza Meonk adalah komikus lulusan Universitas Bina Nusantara (BINUS). Karirnya dimulai dari iseng-iseng menggambar untuk kepuasan pribadi dan disebarkan secara sporadis ke teman-teman sekolahnya.

Ketika komiknya banyak mendapatkan tanggapan positif, Faza mulai membuat komik secara serius, yang kemudian diunggah pada blog pribadinya dan sudah dibukukan.

Tidak disangka, karakter Si Juki yang slengean, namun beruntung, mendapat sambutan hangat dari pembaca komik di Indonesia, karena komedi dan sarkasmenya yang ringan terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Si Juki dijadikannya sebagai proyek character branding. Hingga saat ini, Faza yang sekarang juga aktif mengajar di kampusnya, telah menerbitkan tujuh komik dan meraih berbagai penghargaan lokal maupun internasional mulai dari Finalis Anugerah Pembaca Indonesia (Comic Category; 2012) hingga Advergames Nomination in Indonesian Juki the Scavenger (ICT Awards; 2013).

Kesibukan bukan hanya dalam mengembangkan karakter Si Juki, Faza juga tengah sibuk mengelola perusahaan manajemen kekayaan intelektual berbasis karakter bernama Pionicon Management karena kegelisahannya akan karakter lokal yang sedikit sekali bisa populer di Indonesia.

Lewat Pionicon, hasil karya komikus bisa diekspresikan ke khalayak umum dan bisa dikembangkan ke berbagai medium. Menurutnya, IP sangat berpengaruh penting dalam keberhasilan karya itu sendiri.

“Selain kualitas konten dari IP itu harus dapat bersaing secara global, keunikan konten juga sangat penting. Banyak hal-hal unik dari indonesia baik dari budaya, ciri khas, yang bisa kita angkat dan menjadikan IP kita sesuatu yang unik di mata dunia. Dan yang pasti tidak hanya konten, namun strategi yang efektif dan tepat dalam membidik target market produk IP kita baik di market dalam ataupun luar negeri,” tutup Faza.

Sumber nextren.com