Hai OMK – Saint Pio of Pietrelcina atau dikenal dengan nama PADRE PIO adalah seorang imam yang pernah merasakan stigmata dan sampai memiliki berbagai kontroversi, ia mulai menjadi imam di O.F.M. Cap. (Latin : Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum). Ordo ini mempunyai ciri kesederhanaan dan bersikap saudara bagi setiap orang.
Padre Pio yang meneladani hidup Fransiskus dari Asisi yang populer disebut “The Rule of the Franciscan Order”, memang sudah wafat diusia 81 Tahun pada tanggal 23 September 1968 lalu.
Dalam Bahasa Indonesia ordo ini dikenal dan disebut Ordo Kapusin yang membawanya dalam perjalanan kehidupan spiritual yang panjang dan kontroversial bahkan banyak yang menyebutnya tokoh terkenal abad ke-20 khususnya di tanah kelahirannya sendiri di Italia.Lahir pada 25 mei 1887, semasa kecilnya Pader Pio anak ke-5 dari 8 bersaudara ini sudah terlihat berbeda dan sangat religius di antara saudara-saudaranya. Pernah di usia 9 tahun ia mencambuk tubuhnya sendiri agar serupa dengan penderitaan Yesus Kristus.
Bahkan sejak usianya baru 5 tahun, Ia kerap ditampaki wujud Yesus, Bunda Maria, sampai yang berwujud roh jahat. Ketika beranjak remaja diusia ke-16, ia memilih masuk biara dan meninggalkan keluarganya masuk biara kapusin pada tahun 1903.
Sesuai dengan aturan biara, Ia diangkat menjadi novis dan dipilih sebuah nama orang kudus dan untuknya dipilihlah nama Pio. Aturan ketat yang ia jalani membuat Pio muda sakit-sakitan. Oleh karena dalam bahaya meninggal, ia ditahbiskan menjadi imam.
Pada 20 September 1918 ketika ia sendirian dalam kapel tua, tiba-tiba ia ditampaki sosok berwujud malaikat dan memberinya sebuah Stigmata. Ia memperoleh luka-luka terdiri dari tangan kiri kanannya, juga di kakinya, juga pada lambung. Luka-luka itu membuka dan mengeluarkan banyak darah ketika itu ia merahasiakan kejadian itu namun ketahuan karena banyaknya darah yang tercecer.
Tahun 1923-1931 ia memperoleh penderitaan oleh perbuatan manusia, Ia menyerang dan menolak datang untuk pemeriksaan psikologis oleh Agustinus Gemmeli seorang ahli dari Fransiskan. Ia menduga Padre Pio seorang neoropath menulis surat pada para pejabat Vatikan : “Stigmata kemungkinan disebabkan hysteria, akibat dari kehidupan spiritual yang rendah”.
Pada tahun 1923 Vatikan mengumumkan kejadian yang dialami Padre Pio tidak berasal kekuatan spiritual dan Vatikan memerintahkan berbagai macam bentuk komunikasi yang dilakukan kepada Padre Pio, hal ini terjadi karena sebelumnya beberapa imam di San Giovanni Rotondo berhasil meyakinkan Uskup Manfredonia yang mngeluarkan pernyataan bahwa Padre Pio dikuasai Iblis dan saudara sekomunitanya tertipu.
Padre Pio saat itu dilarang merayakan misa, memberikan khotbah bahkan pengakuan dosa, namun pada tahun 1931 Padre Pio atas perintah Vatikan diberi kebebasan untuk melakukan tugas imamnya kembali.
Dari berbagai kontroversi dan kisah dramatis kehidupan Padre Pio yang menerima Stigmata dan menanggung luka selama lima puluh tahun, sampai penyembuhan orang yang tidak dapat dijelaskan oleh dunia kedokteran atau ilmu saat itu.
Kini, terjadi hal yang mencengangkan dan sulit dipercaya ketika tubuhnya yang sudah beristirahat selama 40 tahun lalu tidak dapat binasa.
Padre Pio, seorang imam Kapusin rendah hati dari San Giovanni Rotondo, Italia, itu diberkati oleh Allah dalam banyak cara yang indah dan misterius. Setelah ia dianugerahi beatifikasi pada tahun 1999, ia dikanonkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 16 Juni 2002 dan menjadi diperingati sebagai seorang Santo .