Tegal Alun Gunung Papandayan
Perjalanan Ke Surga Edelweis, Gunung Papandayan
July 22, 2016
Menang diawal, Dilupakan Diakhir.
August 10, 2016

Pulau Harapan, Tempat Alternatif Untuk Liburan di Jakarta

Pulau Perak, Hopping Island Pulau Harapan

Pulau Harapan, salah satu tempat alternatif untuk berlibur. Selain dekat dengan ibu kota Jakarta, kamu dapat menghabiskan waktumu untuk menikmati biota laut dengan bersnorkeling. Penasaran seperti apa sih keindahannya sehingga layak untuk dikunjungi, simak terus yah hingga selesai.

Sebelumnya saya sudah pernah ke sini dengan open trip. Namun, karena kali kedua saya ergi ke sini saat bulan Ramadhan, tidak ada Travel Agent yang membuka trip ke sana. Saya memutuskan untuk jalan sendiri ke Pulau Harapan tanpa menggunakan Travel Agent.

Sebelumnya, saya sempat pesimis karena H-2 belum mendapatkan kontak penyewaan perahu dan homestay. Boom, akhirnya hasil mengulik semalaman membuahkan hasil dan mendapat kontak Pak Salim, warga Pulau Harapan.

 

Foto kiriman Ancelmus Simamora (@ancelmus) pada

Perjalanan menuju Pulau Harapan

Dengan total delapan orang, rombongan kami berkumpul di Dermaga Kali Adem pukul 06.00 WIB. Untuk naik kapal penyebrangan, maka kami wajib membeli tiket dengan harga Rp. 55.000,- per orang dan dikenakan biaya masuk peron sebesar Rp. 2.000,- per orang.

Kapal yang kami naiki bukan kapal fery atau speedboat tetapi kapal nelayan besar yang dimodifikasi menjadi kapal penumpang. Tapi tenang saja, kapalnya aman kok karena sudah dikelola oleh pemerintah sehingga setiap kapal diwajibkan untuk memiliki life jacket dan kalau tidak salah ada batas angkutnya.

Perjalanan kami memakan waktu kurang lebih 2-3 jam dari dermaga Kali Adem ke Pulau Harapan. Disarankan untuk meminum obat anti mabuk sebelumnya, karena saya pribadi dulu sempat mabuk laut.

Sesampainya di homestay kami langsung mempersiapkan diri dengan maksud ingin segera hopping island. Namun berbeda dengan harapan, kami terpaksa harus menunggu hingga jam setengah satu.

Perlu diketahui, biasanya memang kapal berlayar mulai jam satu siang. Selain karena nahkoda harus menunaikan ibadah sholat terlebih dahulu, ternyata perut kami wajib di isi dengan makan siang. Snorkeling membutuhkan tenaga yang banyak loh, jadi sangat disarankan sebelum melakukan aktivitas hopping island kamu kudu makan.

Menikmati Hopping Island dengan Snorkeling time

Tepat jam setengah satu, guide menjemput dan kami pun sudah mempersiapkan kelengkapan dari kamera, topi, sun block dan lain-lain. Perjalanan dari dermaga Pulau Harapan menuju spot pertama memakan waktu kurang lebih 15 menit.

Sesampainya di spot pertama, Pulau Genteng Besar semua orang diarahkan dalam menggunakan google (kaca mata dalam air) dan fin (kaki katak). Dilanjutkan dengan pemanasan sejenak barulah kami nyebur tidak karuan.

Senang bercampur konyol, ketika di dalam air kami malah asyik berfoto-foto ria hingga membetuk formasi lingkaran.

 

Foto kiriman Ancelmus Simamora (@ancelmus) pada

Ternyata tidak percuma salah satu dari rombongan membawa roti dan secara bergantian kami memberi makan ikan. Tidak memakan waktu lama, saya dan rombongan langsung dihinggapi oleh ikan dari berbagai arah, baik ikan yang sedang bersembunyi di dalam karang maupun ikan yang tadinya menjauh dari kami.

Ikan yang ada disini sangat jinak dan cantik begitu pula dengan terumbu karang yang ada dibawah. Cukup lama memandang ke bawah untuk melihat karang dan ikan yang bersembunyi karena terkesima dengan keindahannya dan membuat hati menjadi tenang.


Karena sudah cukup lama, kami diajak untuk kembali ke kapal dan melanjutkan ke spot berikutnya. Angin yang cukup kencang menerpa tubuh yang basah seakan memaksa untuk kembali masuk ke dalam air.

Berbeda dengan spot yang pertama, setibanya di spot snorkling kedua kami tidak pakai arahan tetapi langsung menyeburkan diri layaknya anak kecil yang baru dapat mainan baru.

Ternyata di spot kedua ini sangatlah mengagumkan, selain ikan yang lebih bervariatif karang yang ada disini pun jauh lebih indah dibanding spot pertama. Tidak hanya itu, di dekat spot ini ada pulau yang cantik tetapi tidak boleh sembarangan dimasuki karena private island.

 

Beberapa menit kemudian, kami di ajak untuk ke pulau selanjutnya oleh guide karena dia takut kami tidak dapat menikmati pulau-pulau lain. Okelah kami menurut, meski masih kurang puas bersnorkelingnya.

Ternyata kami diantar ke Pulau Perak, kalau kata guidenya ini pulau yang dipakai oleh JKT48. Setelah menelusuri di om Google ternyata pulau yang digunakan oleh artis tersebut adalah pulau Gosong bukan Perak.

Sesampainya di pulau Perak, kami pecah rombongan. Loh, kok?

Maklum, ternyata pulau ini punya spot yang bagus untuk berfoto ditambah ada warung yang menjual makanan dan minuman. Spontan, sebagian dari kami pergi ke warung makan dengan memesan banyak makanan. Akibat snorkeling perut menjadi lapar.

Di pulau ini ada ayunan yang dibuat entah siapa dan menjadi objek foto menarik. Kebayang gak, kamu main ayunan di pulau dengan laut biru ditambah angin sepoi-sepoi?. Asik yah.

Foto kiriman Ancelmus Simamora (@ancelmus) pada


Kurang lebih satu hingga satu setengah jam kami menghabiskan waktu disini untuk mengisi perut dan berfoto ria. Guide sudah memanggil, tetapi karena keasikan kami tetap berfoto-foto dan ditutup dengan foto bersama.

Lanjut, ternyata kami akan diantar ke pulau terakhir. Namanya pulau Bulat, sejarahnya ini pulau pribadi dan katanya sih milik keluarga Pak Soeharto. Di sini adalah spot paling oke untuk menikmati cantiknya matahari yang terbenam.

Kamera dari berbagai arah dan berbagai jenis turut mendokumentasikan detik-detik terbenamnya matahari. Tidak mau kalah, kami pun berinisiatif untuk mengabadikannya dengan berfoto bersama membentuk pola aneh.

Sebenarnya saya pribadi kurang puas disuruh cepat pulang oleh guide sebelum jam 6, karena masih ingin berfoto-foto ria dengan nuansa sunset tapi mau apa lagi kita nurut saja dan kembali ke homestay.

 

Foto kiriman Ancelmus Simamora (@ancelmus) pada

Keindahan lain di Pulau Harapan

Setibanya di homestay kami berbenah dan satu per satu hidangan makan malam pun tiba. Menu yang disajikan termaksud sederhana, namun rasanya cukup memuaskan dan mengenyangkan perut.

Jam 20.00 WIB seperti jam 12 malam, karena sebagian dari kami sudah ada yang tepar di kasur. Memang melelahkan sih snorkelingnya, untung saja kami tadi siang diberi asupan makanan. Jika tidak, mungkin kami tepar di perahu dan menyusahkan guide.

Pagi pun tiba, sekitar jam 05.00 WIB kami berencana untuk melihat sunrise. Karena ada yang malas bangun terpaksa deh sebagian dari rombongan jalan untuk keliling duluan.

Video kiriman gitanovianti (@gitanoviantis) pada


Entah ada angin apa, kami berlima yang tadinya malas bangun bisa semangat untuk melihat sunrise tetapi waktu sudah menunjukkan pukul 05.45 WIB. Dengan semangat pagi, kami tetap menuju dermaga dengan harapan masih bisa melihat matahari indah yang terbit.

Ternyata memang cuaca yang tidak mendukung, pagi itu awan yang cukup tebal menyelimuti matahari sehingga tidak dapat melihat sunrise. Tidak kecewa justru kami merasa semakin bersemangat ketika melihat pemandangan indah yang tercipta dipagi hari.

 

Foto kiriman Ancelmus Simamora (@ancelmus) pada

 

Perjalanan Masih Terus Berlanjut.

Setelah asik hunting sunrise kami kembali ke homestay untuk menikmati sarapan dan berbenah diri. Kurang lebih jam 11.00 WIB semua keluar dari homestay dan menuju ke dermaga untuk kembali ke Jakarta.

Tiket pulang sudah disiapkan oleh pemilik homestay, sehingga kami tidak perlu repot untuk membeli tiket kapal. Dengan perjalanan pulang yang memakan waktu kurang lebih tiga jam, rombongan pun tiba di dermaga Kali Adem dan bersiap pulang ke tempat masing-masing.

Salam perpisahan di ucapkan, dengan harapan perjalanan ini menjadi pengikat persahabatan kami. Semoga di lain waktu, kita bisa liburan bersama!

[su_spoiler title=”Spoiler”]

Foto kiriman Ancelmus Simamora (@ancelmus) pada

[/su_spoiler]

Leave a Reply